Cara Alami Mengusir Jerawat

Ada cara alami yang bias kamu coba buat ngilangin jerawat. Soal biaya dijamin murah asal kamu rajin melakukannya. Selama wajah bebas jerawat, kenapa nggak dicoba?Yuuuk….
1. Masker Madu
Madu, seain bias menambah energi juga berguna buat ngilangin jerawat. Karena kandungan anti bakterinya bias membunuh kuman dan bias ngilangin jerawat kecil. Caranya oleskan madu dimuka minimal seminggu dua kali.
2. Cuci wajah 2X Sehari
Setelah seharian beraktivitas, pastinya yang namanya debu, polusi dan bakteri udah menempel diwajah. Gunakan sabun antijerawat untuk mencuci muka setiap pagi dan sore hari. Pilih yang bahan dasarnya belerang.
3. Minum Multivitamin
Jerawat muncul di wajah bukan karena kotoran doank. Nutrisi yang nggak sempurna pada tubuh juga mempengaruhi timbunya jerawat. Kesehatan kulit benar-benar tergantung pada asupan nutrisi yang masuk. So, biasain minum multivitamin, biar stamina kamu tetap terjaga.
4. Vitamin A
Worte merupakan salah satu makanan yang mengandung vitamin A. Beta karotein yang terkandung di dalamnya bermanfaat untuk memperkuat serat-serat yang mampu melindungi kulit dan mencegah timbunya jerawat. Selain itu antioksidan yang terdapat di dalam wortel mampu menyingkirkan racun dalam tubuh.
5. Minum 8 Gelas Sehari
Jangan anggap remeh air putih, karena air putih berguna banget buat tubuh. Delapan belas air putih sehari bias mendorong keuar kotoran dalam tubuh dan efektif menyehatkan kulit. Well, mulai sekarang bawa sebotol air putih di tas kamu.

BCG Pada PT Garuda Indonesia

Sejarah Matrix BCG

Pada awal tahun 1970-an, Bruce Henderson dari Boston Consulting Group (BCG) mengembangkan sebuah model untuk mengelola portofolio dari berbagai unit bisnis strategis (SBU) atau lini produk utama. BCG adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang berbasis di Boston, AS. BCG mempekerjakan 1.400 konsultan di seluruh dunia tetapi sedang mengurangi pekerjanya sebanyak 12 persen di tahun 2002. The BCG Growth-Share Matrix adalah empat-sel (2 dari 2) matriks digunakan untuk melakukan analisis portofolio bisnis sebagai langkah dalam perencanaan strategis yang didesain secara spesifik untuk mendorong usaha perusahaan multidivisi dalam merumuskan strategi tersebut.
Kerangka dasar BCG mengasumsikan bahwa peningkatan pangsa pasar relatif akan meningkatkan kas yang dihasilkan. Seringkali asumsi ini benar karena dari kurva; meningkatkan pangsa pasar relatif menyiratkan bahwa perusahaan adalah bergerak maju pada kurva pengalaman relatif terhadap pesaing, dengan demikian meningkatkan keunggulan biaya. Asumsi kedua adalah bahwa pasar yang berkembang membutuhkan investasi dalam bentuk aset untuk meningkatkan kapasitas dan sehingga menghabiskan uang kas. Dengan demikian posisi bisnis di matriks pertumbuhan-pangsa memberikan indikasi dari penciptaan kas dan konsumsi kas.Henderson beralasan bahwa kas yang diperlukan oleh unit-unit usaha yang berkembang pesat dapat diperoleh dari perusahaan dari unit bisnis lainnya yang berada di tahap yang lebih matang dan menghasilkan uang yang lebih banyak. Dengan berinvestasi untuk menjadi pemimpin pangsa pasar dalam pasar yang berkembang dengan cepat, unit bisnis bisa bergerak sepanjang kurva dan menciptakan keunggulan biaya. Dari penalaran ini, BCG Growth-Share Matrix lahir.

Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan pertumbuhan UBS.Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu :
• Tanda tanya (Question Mark)
Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.
• Bintang (Star)
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
• Sapi perah (Cash Cow)
Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk diterapkan.
• Anjing (Dog)
Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan.




Penerapan BCG pada PT Garuda Indonesia

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia. Maskapai ini menguasai 50% pasar penerbangan domestik. Berkat perluasan customer service dan kerja sama dengan maskapai penerbangan lain, Garuda menjadi pemain penting dipasaran Internasional. Untuk melayani pasaran yang luas ini, garuda memiliki 40 kantor cabang di seluruh indonesia, 38 kantor cabang di berbagai kota di seluruh dunia, dan kantor perwakilan di 13 kota. Garuda memiliki 30 tujuan penerbangan domestik dan 24 penerbangan internasional.

Sumber:
http://ferdi-artanto.blogspot.com/2010/05/analisa-bcg.html
http://www.scribd.com/doc/29700943/Analisis-Sitem-ian-Manajemen-PT-Garuda-Indonesia

Analisis Penerapan Strategi pada TIKI/JNE

JNE, Obsesi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Menginjak usia ke-19 tahun, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) terus tumbuh dan berkembang.
Executive Director PT Tiki JNE Johari Zein mengatakan, JNE ditargetkan menjadi perusahaan jasa distribusi yang berstandar internasional. Dalam hal ini mampu melayani kebutuhan/permintaan berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa eksis menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Untuk mewujudkan hal ini, Johari Zein mengungkapkan sejumlah jurus. Misalnya strategi pada kekuatan JNE yang artinya mampu mendistribusikan barang di Indonesia jauh lebih luas dibanding perusahaan lainnya. Bahkan jauh ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia dibanding perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia. Langkah strategis lainnya adalah memper-i luas segmen pasar dan meningkatkan kualitas layanan. "Saya optimistis dengan langkah-langkah ini, kinerja JNE bisa terus tumbuh 30 hingga 40 persen per tahun," kata Johari Zein.
JNE sendiri memang didesain untuk bisa mengantisipasi perkembangan bisnis jasa pengiriman barang di dalam negeri, bahkan hingga1 ke mancanegara. Didirikan pada 26 November 1990. di awal era globalisasi, CV Titipan Kilat (Tiki) membentuk perusahaan baru yang diberi nama JNE. Saat dibentuk, JNE ditargetkan untuk bisa memenuhi kebutuhan korporat/ perusahaan, bahkan terkait ekspor-impor. Tapi, awalnya sangat sulit bersaing karena pemain-pemain asing yang sudah mendunia," kata Johari.
Untuk mengantisipasinya, JNE menetapkan strategi untuk fokus di pasar domestik, karena memiliki kekuatan dan kelebihan yang tidak dimiliki perusahaan lain, termasuk asing. Untuk bisnis global, maka JNE fokus pada distribusi barang impor. "Dari sisi kepabeanan, kami tidak kalah cepat dari perusahaan asing. Maka, waktu itu kita konsentrasikan pasar impor daripada ekspor. Kami memiliki kemampuan lebih cepat untuk pengeluaran barang. Kita bisa melakukan suatu proses kepebaenan dalam waktu yang sesingkat mungkin," tuturnya.
JNE sendiri membangun jaringan binsis dengan konsep kualitas kelas dunia. Dalam hal ini, JNE tidak mungkin menjadi tuan rumah di negeri sendiri kalau tidak memunyai jaringan yang solid dan mengusung kualitas layanan. "Yang terpenting, kita terus membangun SDM (sumber daya manusia) yang andal," katanya.
Bagi JNE, Johari menjelaskan, SDM merupakan aset yang berharga bagi perusahaan Terkait hal ini, maka dilaksanakan dua program, yakni pemberdayaan manusia dan membangun yang sudah baik, artinya, meningkatkan kualitas mutu SDM agar lebih bagus lagi. Jadi meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai program pelatihan, seperti program pembangunan fisik dan emosional dairi karyawan serta spiritual untuk membangun jiwa/moral karyawan yang bersih dan takwa," kata mantan Deputy Chairman ACCA periode 1996-2004 ini.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan adanya pelatihan untuk SDM, maka sudah memberikan manfaat signifikan bagi JNE. Ini terbukti dengan terciptanya produk amanah YES (yakin esok sampai). "Dalam YES, kalau besok barang yang mau dikirim tidak sampai, maka uangnya dikembalikan.
Selain itu juga ada produk Pesona (pesanan oleh-oleh nasional). Tujuanya untuk mengangkat produk loka) menjadi nasional, misalnya empek-empek dari Palembang. "Kami bisa memasarkan makanan empek-empek asli Palembang ini ke Jakarta. Dengan layanan yang febih cepat, maka jika memesan pada pagi hari, maka sorenya barang sudah tiba di Jakarta. "Lebaran ini kami sudah mengirimkan empek-empek sebanyak 2 ton," tutur Johari.
Pada 1991, JNE memperluas jaringan internasionalnya dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir di beberapa negara ASEAN (ACCA) yang
bermarkas di Hong Kong. Ini memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah distribusi barang hingga ke seluruh dunia. Seperti diketahui, Ja-hari Zein menduduki jabatan Executive Director JNE sejak 1990. A\valnya hanya memiliki delapan orang tenaga kerja dan dengan modal Rp 100 juta. Komitmen Johari pada JNE terbukti karena terus eksis hingga saat ini. Darah distribusi seolah mengalir di tubuhnya sehingga bisa menguasai seluk-beluk bidang distribusi, termasuk "isi perut" JNE. Pengalamannya fokus di satu bidang membuat pengelolaan JNE semakin baik. Saat ini JNE didukung 1.000 karyawan dan tak kurang 500 gerai yang tersebar luas di Indonesia.
JNE melayani pengiriman cepat, penanganan kepa-benan, serta distribusikan Indonesia. Lewat situs yang efektif dan efisien, JNE juga memberikan kemudahaan akses atas informasi seputar layanan.
Dilihat dari sisi kinerja JNE sepanjang tahun 2008 tergolong cukup baik. Pendapatan bruto tahun 2008 sebesar 250 miliar dan tahun 2009 ditargetkan mengalami kenaikan 20 persen. Atas keberhasilan yang dicapai beberapa tahun terakhir ini, berbagai penghambaan sudah diterima JNE.
Salah satunya mutu layanan dan kemampuan manajemen JNE telah diakui Pemerintah Indonesia melalui penghargaan "Adhi-karya Pos" pada 1998-2001. Ini merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang perposan. Selain itu, JNE juga mendapatkan ISO 9000-2000 atas jasa yang diberikan.

Analisis Persaingan Lima Kekuatan Persaingan Menurut M Porter pada PT TIKI/JNE

Machael Porter mengembangkan model yang berdasar pada 5 kekuatan persaingan di dalam sebuah industri, yaitu:
1.ancaman produk pengganti,
2.ancaman pesaing,
3.ancaman pendatang baru,
4.daya tawar pemasok,
5.daya tawar konsumen.

Lima kekuatan persaingan dalam model ini menentukan potensi esensi pendapatan dari industri tersebut atau segmen turunan dari sebuah industri. Pendekatan yang dikembangkan oleh Porter, yang kemudian dinamai kerangka kerja lima kekuatan, dapat digunakan dalam membantu sebuah perusahaan untuk mencari sebuah posisi di dalam sebuah industri dimana perusahaan dapat bertahan terhadap kekuatan persaingan atau mempengaruhi kekuatan persaingan yang ada.
Kerangka kerja lima kekuatan memberikan cara berpikir yang sistematis mengenai bagaimana kekuatan-kekuatan kompetitif bekerja pada suatu industri dan bagaimana kekuatan tersebut menentukan tingkat pendapatan dari industri yang berbeda dan segmen-segmen industri.

Berikut adalah analisis teori M Porter pada PT TIKI/JNE:
1.Ancaman produk pengganti
Dalam hal ini persaingan ancaman produk pengganti adalah layanan pengiriman uang. TIKI/JNE dipercaya oleh Western Union (WU) untuk menjadi mitra kerja. Western Union adalah perusahaan jasa pengiriman uang secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara hanya dalam hitungan detik. Layanan WU di JNE telah dikenal dengan kecepatan, kemudahan, dan keamanannya. Selain itu layanan WU JNE bebas biaya adminstrasi & materai, terpercaya. Strategi yang dilakukan PT TIKI/JNE dalam pengembangan produknya adalah dengan mempertahankan kualitas produk dan memperluas jaringan hingga ke pelosok seta memaksimalisasikan jam operasional.

2.Ancaman pesaing
Persaingan yang semakin ketat dalam perusahaan penyedia ekspedisi/kurir baik dalam negeri/luar negeri merupakan tantangan bagi PT TIKI/JNE untuk menunjukan kinerjanya. Dalam menghadapi persaingan bisnis tersebut PT TIKI/JNE memperluas jaringan dan memaksimalkan lokasi-lokasi yang berpotensi bagi TIKI/JNE.

3.Ancaman pendatang baru
Ancaman pendatang baru dalam bisnis kurir adalah perusahaan kurir seperti DHL, ASPERINDO, Pos Indonesia, Fedex, Cahaya Nusantara Express, Cito Express, dan lain-lain. Dalam menghadapi ancaman pendatang baru, cara yang harus dilakukan PT TIKI/JNE adalah memberikan keamanan dan kenyamanan dalam pengiriman, memberikan harga yang terjangkau, serta tepat waktu dalam pengiriman.

4.Daya tawar pemasok
Dalam upaya mempercepat pengembangan dan pembangunan diburuhkan investasi. Dalam hal ini, PT TIKI/JNE menggunakan dana internal maupun eksternal yaitu melaui pinjaman bank dan melaui kemitraan dengan perusahaan asing. Menghadapi daya tawar pemasok TIKI/JNE yaitu dengan dibukanya lagi kerjasama guna meningkatkan kerjasama perusahaan serta membina hubungan yang baik dengan para pemasok.

5.Daya tawar konsumen
Daya tawar konsumen pada TIKI/JNE adalah masyarakat umum. Untuk lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, TIKI JNE juga telah mengeluarkan JNE Card sehingga bagi pelanggan yang memiliki kartu JNE tersebut, akan memperoleh potongan dengan poin yang mereka kumpulkan. Dengan menghadapi daya tawar konsumen dan mempertahankan konsumen TIKI/JNE lebih meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga kepercayaan pelanggan semakin tinggi.


Sumber: www.tikijne.co.id
www.wikipedia.com

Analisis SWOT pada PT TIKI/JNE

A. PENDAHULUAN

Perkembangan perusahaan penyedia ekspedisi/kurir di Indonesia sudah semakin banyak dan persaingan antar perusahaan tersebut semakin ketat. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE adalah salah satu perusahaan penyedia ekspedisi/kurir besar di Indonesia. Melayani pengiriman paket ke dalam dan/atau kuar negeri. Dalam membentuk suatu usaha diperlukan manajemen strategic yang baik salah satunya yaitu dengan menerapkan analisis SWOT.

B. PEMBAHASAN

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa anaisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
  1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
  2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
  3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
  4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan
Berikut adalah hasil analisis SWOT pada PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE
a. Aspek kekuatan pada PT TIKI
  1. hemat,
  2. Aman,
  3. Pasti,
  4. Cepat,
  5. Mudah,
  6. Lacak,
  7. Sumber Daya Manusia,
  8. Penjemputan,
  9. Kemudahan Pembayaran.
b. Aspek kelemahan pada PT TIKI

Kelemahan pada PT TIKI yaitu dibidang pelayanan terhadap customer yang dinilai kurang ramah sehingga membuat customer merasa segan dan cenderung dapat mengurangi konsumen.

c. Aspek kesempatan pada PT TIKI
  • Dengan kekuatan yang dimiliki TIKI memberikan kepercayaan pada customer dengan tetap memakai jasa TIKI
  • Kemajuan teknologi memperluas jaringan pelayanan pada TIKI
d. Aspek ancaman pada PT TIKI

Ancaman bagi PT TIKI yaitu banyaknya perusahaan penyedia ekspedisi/kurir yang jg menyediakan jasa pengiriman barang/paket baik di dalam maupun luar negeri seperti DHL,ASPERINDO,dan jasa kurir lainnya.


Sumber: http://blog.unila.ac.id

Kelebihan & kekurangan TIKI atau JNE

Tentunya TIKI memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan kurir lainnya. Keunggulan itu antara lain adalah:
1.Hemat, karena tarif yang sangat kompetitif dan fleksible.
2.Aman, karena reputasinya yang telah dikenal selama 30 tahun.
3.Pasti, karena memberikan pelayanan yang bergaransi.
4.Cepat, karena memiliki pelayanan yang bervariasi, pengiriman ONS atau REGULER.
5.Mudah, karena TIKI memiliki lebih dari 250 cabang di kota-kota besar seluruh Indonesia.
6.Lacak, pengiriman anda dapat dilacak.
7.Sumber Daya Manusia. Dengan adanya pengembangan SDM di TIKI, maka kami dapat lebih baik melayani anda.
8.Penjemputan, sangat praktis dan ekonomis. Anda cukup angkat telepon, semua barang yang akan Anda kirim akan kami jemput tanpa biaya tambahan.
9.Kemudahan Pembayaran.

Kekurangan:
1. Dibidang pelayanan terhadap customer yang dinilai kurang ramah sehingga membuat customer merasa segan dan cenderung dapat mengurangi konsumen.

Rumah Tahan Gempa - Tiang yang Kuat Salah Satu Faktor Utama

Written by Ester Pandiangan

Beberapa tahun terakhir ini gempa melanda tanah air. Jika tahun-tahun sebelumnya Nias dan kawasan Aceh tahun sekarang giliran Padang yang yang terkena guncangan. Ratusan korban berjatuhan demikian pula dengan bangunan-bangunan yang hancur lebur. Menyikapi musibah gempa yang kerap terjadi, mungkinkah rumah tahan gempa menjadi solusinya?

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU saat ditemui Global mengatakan, bangunan yang roboh dikarenakan bangunan tersebut tidak kuat menahan gaya horizontal yang ditimbulkan oleh gempa. Mungkin saja sebuah bangunan dapat kuat menahan gaya gravitasi tetapi tidak mampu menahan gaya horizontal.

Penyebabnya adalah karena tiang bangunan tidak didesain dengan baik. Atau untuk lantai bertingkat tidak memiliki tiang sehingga satu sama lain melekat seperti sandwich atau juga ukuran tiang tidak memadai memikul lantai satu dengan yang lainnya. Seperti yang terjadi pada Hotel Ambacan yang roboh karena gempa di Padang.

Kekokohan suatu bangunan bisa dinilai dari desain tiang bangunan. Misalnya saja rumah satu lantai di mana tiang yang seharusnya berdiameter 12 hanya 8 saja. Mungkin kalau tidak terjadi guncangan tidak akan jadi masalah. Namun bila terjadi gempa bangunan seperti ini takutnya tidak akan tahan terhadap guncangan.“Bangun tiang yang kuat akan meminimalisir terjadinya kerusakan dan bahaya terhadap manusia,” terang Johannes.

Lebih jauh Johanne mengungkapkan, penggunaan material ringan bisa menjadi alternatif. Misalnya konsep back to nature yakni dengan menggunakan kayu atau bahkan bambu. Bila memang ada ketersediaan Johannes menilai penggunaan material kayu tidak masalah. Namun untuk bangunan tinggi tentunya mustahil untuk dilakukan.

Sebenarnya pemilihan material ringan seperti kayu dikatakan tahan terhadap gempa ini dinilai dari hukum fisika dimana gaya sama dengan massa dikali percepatan. Sehingga bila makin besar berat jenisnya maka makin besar pula gaya yang dihasilkan. Sehingga kayu lebih bisa menahan gempa ketimbang beton.

“Namun pada dasarnya menggunakan material beton atau kombinasi dengan baja aman-aman saja. Asal didesain dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Tidak dikurangi dengan alasan meringankan biaya.Hanya saja yang seringnya menjadi 'memberatkan' karena biayanya lebih mahal 20% hingga 30 % karena ada tambahan besi pada tiang-tiangnya,” papar Johannes.

Johannes menilai masyarakat Indonesia kurang memiliki kesadaran akan pentingnya faktor keselamatan.Asalkan murah dan tidak memerhitungkan pertimbangan ke depan. Pun sebaiknya pascagempa di Nias maupun Aceh, masyarakat ataupun pemerintah setempat dan pemilik bangunan-bangunan tinggi memeriksakan bangunannnya. Guna mengantisipasi gempa yang mungkin akan terjadi selanjutnya.

Seperti yang dilakukan Hotel Asean dan Bank Sumut pascagempa di Nias tahun yang silam. “Bila rumah sudah retak-retak akibat gempa sebaiknya penghuni segera memeriksa kepada konsultan arsitek,” imbau Johannes.

Ia juga memberi saran kepada masyarakat awam untuk berhati-hati ketika akan membangun rumah. Rumah satu lantai harus punya tiang yang baik ukuran 20 x 20, diameter besi jangan terlampau kecil standardnya 12 kalau bisa juga yang ulir atau bergerigi. Harus ada sloofnya, ring baloknya dengan perbandingan campurannya 1;2;3. “Untuk rumah tipe tipe 36, 56, 70 cukup menerapkan seperti ini,” pungkasnya.

Sumber: Harian Global